kematianayah: yb08 9. kematian bayi perempuan: w08 15/7 10; w03 1/8 32. kematian dijelaskan: w98 1/7 4-5; didesak seorang Saksi Yehuwa untuk belajar Alkitab: berkhotbah di gereja berdasarkan khotbah di Balai Kerajaan: yb96 250. biarawan: yb16 62-63; yb92 162-163.
Khotbah Kristen Kejadian 37 1-36 Ayah yang berfungsi dalam keluarga Khotbah Kristen Kejadian 37 1-36. Saya tidak tahu apakah Anda bangga dengan ayah Anda, apakah Anda mengagumi ayah Anda? Alkitab mencatat kisah seorang ayah yang tidak berfungsi di dalam keluarganya yaitu yakub. Apa buktinya? Yakub pilih kasih terhadap anak-anaknya kejadian 373 Seorang bapak yang baik seharusnya tidak pilih kasih, tidak memeda-bedakan anak. Seharusnya dia mengasihi seluruh anaknya. Oleh karena kecemburuan itu timbullah kebencian diantara anak-anaknya, pertikaian diantara keluarganya. Namun sayangnya yusuf tidak mau ikut campur akan permasalahan di keluarganya ini. Yakub menutup mata terhadap pertikaian keluarganya. Ada banyak ayah sekarang ini yang tidak berfungsi dalam keluarga. Ayah yang diam saja, tidak menyelesaikan masalah. Ayah yang tidak memberikan didikan kepada anaknya. Ayah yang otoriter. Ayah yang menelantarkan anaknya. Kegagalan seorang ayah menjalankan fungsi sebagai bapa mengakibatkan banyak anak yang hidupnya menyimpang. Terlibat narkoba, seks bebas, salah pergaulan, dsb. Kehadiran ayah secara fisik dan emosi sangat dibutuhkan dalam keluarga. Lalu apa yang harus dilakukan seorang ayah? Seorang ayah harus menyediakan waktu untuk keluarga. Waktu untuk istri, untuk anak, berkumpul, ngobrol, bermain bersama dan memiliki family time yang berkualitas. Tunjukkanlah perhatian yang sungguh-sungguh kepada anak dan istri. Bangun hubungan yang intim dengan istri dan anak. Berikan disiplin dan pujian. Sebagai seorang ayah harus lembut dan tegas. Anak salah harus di disiplin. Begitu pula pujian juga harus diberikan untuk memberikan motivasi kepada anak. Cintai dan hargai istri didepan anak. Jangan rendahkan dia. Cintai dia dengan sepenuh hati. Kalau bertengkar jangan didepan anak. Menjadi contoh yang dapat diteladani. Ayah adalah teladan bagi seorang anak. Buanglah kebiasaan-kebiasaan buruk mu agar anakmu dapat meneladani apa yang baik dari ayahnya. Ketika kita tidak menemukan figur bapa di dunia ini. Ingatlah bahwa bapa di surga adalah bapa yang mengasihi kita dan Dia adalah figur yang sempurna untuk menjadi teladan bagi kita. Pengkhotbah Pdt. Jhonny S. Wihu Khotbah Kristen Kejadian 37 1-36 Ayah yang berfungsi dalam keluarga Baca juga Khotbah Kristen Galatia 614 Bermegah Dalam Salib Kristus Sesungguhnyadi antara kewajiban yang ditekankan oleh Allah ﷻ dengan penekanan yang tegas adalah berbakti kepada ayah. Sebagian orang hanya fokus untuk berbakti kepada Ibu, tentu ini hal yang sangat baik. Namun, yang jadi permasalahan adalah mereka lalai dan lupa untuk berbakti kepada Ayah. Padahal Nabi Muhammd ﷺ telah bersabda,Anakku Mati — Mendengar kabar duka hari ini, sempat terbersit satu pertanyaan dalam hati saya untuk Tuhan "Tuhan, dia masih muda, bukankah seorang yang masih muda seharusnya masih punya waktu yang panjang untuk melakukan sesuatu buat Tuhan, buat keluarga dan buat masa depannya? Kenapa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi?" Saya pernah nonton satu film, di mana ada keluarga yang menguburkan anaknya. Di akhir pemakaman anaknya itu, sang ayah menyampaikan sesuatu kepada jemaat yang hadir, "Tidak seharusnya seorang ayah atau seorang ibu pergi untuk menguburkan anak mereka." Buat saya ungkapan ini adalah ungkapan hati yang mau berkata kepada Tuhan, "Tuhan, kalau boleh, aku duluan saja, ayahnya ini, yang duluan Tuhan panggil! Jangan anakku Tuhan, dia masih punya jalan hidup yang panjang." Mazmur 9010 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun. Akan tetapi, kalau memang Tuhan punya rencana lain, kita tahu bahwa inilah pilihan yang terbaik dari Tuhan untuk anak kita dan untuk keluarga yang ditinggalkan. Berapa tahun anak kita sakit? Dan di sepanjang sakitnya itu, keluarga sudah memperjuangkan semaksimal mungkin untuk kebaikan anak kita. Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, II Samuel 1216-23, hal itu pula yang diperjuangkan Daud untuk anaknya yang sakit keras waktu itu. Lukas 221-35 Natan memperingatkan Daud hingga Daud menyesal 1216 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. 1217 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. 1218 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!" 1219 Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka "Sudah." 1220 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan. 1221 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!" 1222 Jawabnya "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. 1223 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." Daud puasa, berdoa, dia menangis minta kesembuhan anaknya dari Tuhan dan Daud juga gak mau diganggu oleh orang lain pada waktu itu. Dari pengalaman Daud, ada 2 hal yang mau kita maknai dalam memandang peristiwa yang mendukakan hati kita saat ini. Sudut Pandang Daud Apa yang Daud pandang ketika anaknya meninggalkan dia untuk selamanya? Ada sesuatu yang menjadikan Daud mampu melakukan apa yang disebutkan di ayat 20. 2 Samuel 1220 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan. Mengapa Daud mengalami perubahan yang begitu drastis dan membuat semua pegawainya waktu itu bingung? Karena Daud memahami peristiwa yang mendukakan hati itu sebagai peristiwa kemenangan, satu hal yang membawa pembebasan dan kehidupan yang baru. "Buat apa aku bersedih, anakku sudah bebas dari sakit kerasnya; Buat apa aku kuatir lagi, anakku sudah pulang ke rumah kekal. Nanti aku yang akan pergi kepadanya untuk berjumpa kembali di surga." Hari ini adalah hari kemenangan bagi anak kita. Mari kita rayakan hari ini sebagai hari penyataan kasih Tuhan yang telah membawa pulang anak kita ke surga. Bukan hanya sekadar berhenti di lembah kesedihan karena kehilangan yang sementara, akan tetapi segera pandangkan hati dan pikiran kita ke atas. Ke tempat di mana sekarang anak kita berada, di surga. Karena di sana kita pun akan dikumpulkan kembali suatu hari nanti di dalam kehidupan yang baru, kehidupan yang kekal, seperti yang sudah dinikmati oleh anak kita. Figur Daud dalam Hidup Kita Ternyata dalam kehidupan kita, akan selalu ada figur Daud-Daud di sekitar kita! Siapa Daud dalam hidup kita? Pandanglah mereka, ingatlah mereka. Orang-orang yang memperjuangkan hidup kita siang malam. Mereka rela melakukan apa saja untuk kita, dia mau supaya kita bisa mendapatkan yang terbaik di dalam hidup kita ini. Jadi, siapa figur Daud di dalam hidup kita? Semua orang yang sayang pada kita, yang selalu mengingatkan jalan yang kita pilih di dalam hidup kita. Mereka adalah figur Daud dalam hidup kita di masa kini. Mari kita melakukan yang baik dan terus berjuang untuk memperbaharui hidup kita. Kita gak tahu sebesar apa pengorbanan mereka untuk kita. Semoga kita tidak pernah mengecewakan mereka, orang-orang yang telah berkorban, berjuang dan rela kasih kepada kita semua yang baik dalam hidup kita. Ketika Anda lahir, Anda menangis dan orang-orang di sekeliling Anda tertawa & gembira. Maka berusahalah untuk membuat hidup Anda sedemikian rupa sehingga kelak … ketika Anda meninggal nanti, Anda tersenyum bahagia dan orang-orang di sekeliling Anda yang mengenal Anda menangis. Mahatma Gandhi
HomiliHari Selasa Minggu ke-4 Masa Biasa Siklus II. Tema: Kekuatan cinta seorang Ayah! Oleh: Pdt. Oselumhense Anetor (Keuskupan Uromi) Homili Selasa 1 Februari 2022 Kamis, 01 Oktober 2020 Edit Hidup manusia bagaikan sebuah perjalanan yang panjang. Kita berhasil melewati perjalanan panjang itu karena Tuhan menolong kita. Kematian adalah juga bagian tak terpisahkan dari sebuah perjalanan hidup orang beriman. Kita berjalan, langkah demi langkah dan menata hidup ini, tetapi pada akhirnya kita harus berhenti. Itulah kenyataan hidup entah cepat atau lambat, setiap orang yang lahir akan mati, dan masing – masing orang akan tiba pada hari perhentian. Hari ini kita akan memakamkan orang terkasih kita ....... dan bacaan Alkitab yang di sampaikan bagi kita terdapat dalam Ibrani 49-13. Bagian ini berbicara tentang hari perhentian yang dijanjikan Allah bagi umatNya. Kata perhentian katapausis yang dipakai di sini mempunyai 3 arti. Pertama, perhentian itu berarti damai dengan Allah. Setiap orang beriman merindukan kehidupan yang penuh dengan damai. Hidup menjadi berarti, bila dalam hidup ini terpenuhi damai Allah. Kedua, kata perhentian berarti tanah yang dijanjikan. Bagi umat Israel yang pernah mengembara dan melintasi padang gurun maka tanah yang dijanjikanNya itu sungguh merupakan perhentian dari Allah yang di idam-idamkan. Ketiga, perhentian Allah, menunjuk pada hari perhentian ketika semua pekerjaan Allah telah di rampungkan seperti dalam kisah penciptaan. Janji tentang perhentian Allah bagi umatNya masih berlaku. Allah menyediakan hari perhentian bagi orang beriman. Perhentian Allah berlangsung terus dan kekal. Hidup kita manusia ada batasnya. Hidup ada akhirnya. Tak ada yang abadi dalam hidup. Tapi di dalam Allah ada perhentian kekal yang disediakan. JanjiNya tentang hari perhentian ini terus menerus ditawarkan kepada kita semua. Dialah yang memberikan kepada kita ”hari ini”, dibawah tenda perkabungan ini untuk mendengar suaraNya. Berkat perhentian itu masih tersedia bagi setiap orang yang hidup dan percaya akan janjinya. Allah tak pernah ingkar janji. Almarhumah kekasih kita telah melakukan pengabdian dan topangan dalam pekerjaan Tuhan. Ia menjadi kembang dalam taman pekabaran Injil. Ia telah turut mewarnai susah senang bekerja di ladang Tuhan ketika menopang panggilan pelayanan suami yang adalah Guru Injil. Ia memasuki perhentian Allah, karena ia telah menyelesaikan tugas dan pengabdiannya dalam ketaatan kepada Allah. Karena itu pesan Firman Tuhan dan teladan almarhumah bagi keluarga yang ditinggalkan adalah bergiatlah selalu di dalam Tuhan selama kesempatan itu tersedia untuk memasuki perhentian Allah yang kekal. Ingatlah bahwa kehidupan yang tak bisa kita genggam, tapi hanya bisa dijalani. Tidak selamanya matahari bersinar di siang hari sebab adakalanya kabut menutupinya. Selebat-lebatnya hujan ia akan berhenti juga dan di baliknya ada mentari bersinar. Ada pelangi kasih Tuhan sesudah hujan badai. Tuhan menghibur dan menolong keluarga yang berduka dan kita sekalian. Amin. OrangKristen yang kehilangan orang tuanya yang percaya memperoleh kelegaan dalam janji bahwa kelak kita akan bertemu kembali di surga. Orang tua kami sedang bersama Kristus, menikmati sukacita-Nya (2 Korintus 5:8). Pada waktu kebangkitan orang mati, semua orang yang menerima Kristus akan dimuliakan dan diberi tubuh yang kekal (1 Korintus 15:42 . 346 195 388 219 61 229 276 444